Film Bebas Bakal Bawa Penonton Bernostalgia dengan Era 1990-an
A
A
A
JAKARTA - Sutradara film Bebas, Riri Riza menjamin bahwa film besutannya itu bakal menjadi sarana membawa penonton untuk bernostalgia ke masa SMA era 1990-an dengan segala problematika dan masalah kisah cinta, pertemanan serta kenakalan-kenakalan remaja saat itu.
"Senang sekali film ini bisa jadi kayak tempat di mana kita mengenang masa-masa indah kita, jadi anak SMA itu adalah waktu yang paling menyenangkan dengan berbagai dinamika kehidupan yang terjadi saat itu," kata Riri Riza saat jumpa pers pemutaran film Bebas di XXI Lounge Plaza Senayan, Jakarta, Rabu (18/9).
Film yang diadaptasi dari film box office Korea Selatan, Sunny (2011) itu mengisahkan persahabatan enam orang remaja Jakarta pada 1995/1996 yang terpisahkan selama 23 tahun. Alhasil dalam film ini akan menggambarkan kota Jakarta di masa 1995/1996 dan Jakarta pada 2019.
"Tahun 1995 bagi saya merupakan tahun yang istimewa karena ada beberapa peristiwa penting yang terjadi. Saya bersama teman-teman mulai syuting film Kuldesak. Tahun 1995 juga adalah tahun berdirinya Miles Films. Era 90-an merupakan periode penting di mana banyak terjadi perubahan di Indonesia sehingga membuat peninggalan era tersebut menjadi nostalgia bersama bagi semua generasi, bahkan buat mereka yang lahir paska era 90-an," tutur Riri Riza.
Selama era 1990-an juga, menurut Riri Riza, kondisi industri musik Indonesia sedang berada di puncaknya, dan masyarakat Indonesia tengah gelisah mencari "kebebasan". "Bukan sebuah kebetulan kami mengambil era 90-an sebagai latar belakang cerita. Kami merasa era '90-an dapat memberikan cerita dan emosi yang tepat bagi film Bebas," ucapnya.
Sementara produser dan penulis skenario, Mira Lesmana mengatakan, film Bebas ingin mengajak penonton untuk berkumpul dan reuni di bioskop bersama sahabat, kerabat, dan keluarga untuk bernostalgia mengingat kenangan-kenangan masa lalu, baik yang seru, mengharukan, konyol, sampai membuat diri sendiri tersipu.
Kendati kisahnya diadaptasi dari film Korea, Sunny, Mira Lesmana menegaskan, cerita film Bebas tidak sepenuhnya sama. Sebagai pembeda dihadirkan penambahan karakter.
"Film Bebas memang sudah sejak kali pertama menonton hasilnya, ada satu rasa yang terus muncul, nostalgia di mana saya itu tumbuh di era 1990-an dan meski adaptasi film Korea, Sunny, tapi kami coba memberikan perbedaan pada jumlah geng dan satu orang laki-laki dan konteks sosial Indonesia era 1990-an. Kami berharap penonton ikut bernostalgia dan reuni bersama-sama sambil menonton di bioskop," tutur Mira Lesmana.
"Senang sekali film ini bisa jadi kayak tempat di mana kita mengenang masa-masa indah kita, jadi anak SMA itu adalah waktu yang paling menyenangkan dengan berbagai dinamika kehidupan yang terjadi saat itu," kata Riri Riza saat jumpa pers pemutaran film Bebas di XXI Lounge Plaza Senayan, Jakarta, Rabu (18/9).
Film yang diadaptasi dari film box office Korea Selatan, Sunny (2011) itu mengisahkan persahabatan enam orang remaja Jakarta pada 1995/1996 yang terpisahkan selama 23 tahun. Alhasil dalam film ini akan menggambarkan kota Jakarta di masa 1995/1996 dan Jakarta pada 2019.
"Tahun 1995 bagi saya merupakan tahun yang istimewa karena ada beberapa peristiwa penting yang terjadi. Saya bersama teman-teman mulai syuting film Kuldesak. Tahun 1995 juga adalah tahun berdirinya Miles Films. Era 90-an merupakan periode penting di mana banyak terjadi perubahan di Indonesia sehingga membuat peninggalan era tersebut menjadi nostalgia bersama bagi semua generasi, bahkan buat mereka yang lahir paska era 90-an," tutur Riri Riza.
Selama era 1990-an juga, menurut Riri Riza, kondisi industri musik Indonesia sedang berada di puncaknya, dan masyarakat Indonesia tengah gelisah mencari "kebebasan". "Bukan sebuah kebetulan kami mengambil era 90-an sebagai latar belakang cerita. Kami merasa era '90-an dapat memberikan cerita dan emosi yang tepat bagi film Bebas," ucapnya.
Sementara produser dan penulis skenario, Mira Lesmana mengatakan, film Bebas ingin mengajak penonton untuk berkumpul dan reuni di bioskop bersama sahabat, kerabat, dan keluarga untuk bernostalgia mengingat kenangan-kenangan masa lalu, baik yang seru, mengharukan, konyol, sampai membuat diri sendiri tersipu.
Kendati kisahnya diadaptasi dari film Korea, Sunny, Mira Lesmana menegaskan, cerita film Bebas tidak sepenuhnya sama. Sebagai pembeda dihadirkan penambahan karakter.
"Film Bebas memang sudah sejak kali pertama menonton hasilnya, ada satu rasa yang terus muncul, nostalgia di mana saya itu tumbuh di era 1990-an dan meski adaptasi film Korea, Sunny, tapi kami coba memberikan perbedaan pada jumlah geng dan satu orang laki-laki dan konteks sosial Indonesia era 1990-an. Kami berharap penonton ikut bernostalgia dan reuni bersama-sama sambil menonton di bioskop," tutur Mira Lesmana.
(nug)